Kerusakan lingkungan terjadi
di kota maupun dipedesaan.Ini disebab karena laju pertumbuhan penduduk yang tak
terkendali sehingga akibatnya daya dukung lingkungan menjadi terlampaui.
1. Kerusakan lingkungan kota
Migrasi
penduduk merupakan salah satu mekanisme untuk menjaga agar kepadatan penduduk
tidak melampaui daya dukung lingkungan suatu daerah.Salah satu migrasi yang
banyak terjadi ialah migrasi desa ke kota (urbanisasi).Urbanisasi yang sering
terjadi adalah di Indonesia ,sebenarnya tak Cuma di Indonesia tak di seluruh
dunia.Arus urbanisasi dari tahun ke tahun semakin kuat dan semakin
besar,misalnya arus urbanisasi di Jakarta jauh lebih besar dibanding di
bandung.
Urbanisasi
sering disebutkan sebagai hasil dua kekuatan besar,yaitu pada satu pihak
dorongan dari desa dan yang satunya tarikan dari kota.
Dorongan dari desa ialah kepadatan penduduk yang melampaui daya dukung lingkungan,sehingga
pangan tak mencukupi serta lingkungan mengalami kerusakan.
Dorongan ini disebut tekanan penduduk.
Penyebabnya ialah diantaranya factor alam misalnya
bencana alam sehingga mengharuskannya meninggalkan desa,serta factor yang lain
bahwa kehidupan /pekerjaaan didesa sudah tidak memadai lagi.
Urbanisasi mempunyai masalah yang pelik.Misalnya didesa,orang desa
mempunyai kearifan ekologi tertentu yang diperolehnya dari proses adaptasi yang
panjang dari generasi ke generasi,namun lain halnya dikota,proses adaptasi
didesa tak akan dapat diterapkan dikota.
Salah
satu masalah besar yang dihadapi ialah menurunnya sanitasi.Ini disebabkan
karena naiknya kepadatan jumlah penduduk yang bermukim dikota.Karena kepadatan
penduduk yang kian tinggi akibatnya jumlah rumah menjadi tak mencukupi,sehingga
sebagian masyarakat membangun rumah sangat sederhana bahkan tak dapat disebut
sebagai rumah dan sebagian yang lain membangunnya dibantaran sungai atau juga
dibawah jembatan.
Kondisi
tempat tinggal yang tak layak,serta tak adanya fasilitas MCK,serta membuang
sampah disebarang tempat menyebabkana air sulit mengalir sehingga jika musim
hujan tiba maka banjir pun akan melanda.
Limbah
yang terdapat disungai dan mengakibatkan selain mengakibatkan banjir juga
menyebabkan berbagai penyakit,diantaranya kolera,serta muntaber,seperti yang terjadi
dikota-kota besar lainnya.Sehingga dalam situasi yang seperti itu penularan
penyakitpun terjadi dan resiko terjadinya wabah penyakit tinggi.
Faktor-faktor diatas,juga terjadi diperumahan sehingga pembangunan yang
terus-menerus menyebabkan menyempitnya alur sungai.
Disamping kerusakan lingkungan yang bersifat biofisik,juga mengalami
kerusakan social budaya.Misalnya orang desa umumnya memiliki tingkat pendidikan
yang rendah dan tak memiliki keteraampilan ,serta memiliki sifat yang bersahaja,hubungan
kekerabatan yang tinggi dan nilai-nilai social budaya yang masih sangat
kental.Tapi setelah migrasi kekota,orang desa yang memiliki pendididkan yang
sangat rendah serta tak memilikin keterampilan mereka tak mendapat
pekerjaan,ataupun bila mendapat pekerjaan maka mereka akan menerima upah yang sangat kecil dan
terkadang jatuh kepada calo(orang yang taka ber tannggung jawab) yang
memanfaatkan mereka,seperti perbudakan,prostitusi,dll.Tak hanya itu sifat social
budaya dikota takada ataupun jika ada maka itupun sangat jarang ditemui,dikota
hanya mengenal sifat kepentingan diri sendiri,sehingga apa yang tak
menguntungkan bagi dirinya maka ia tak akan peduli.
Sehingga seakan-akan bahwa hukum rimbalah yang menanga
disbanding dengan hukum keadilan.
2. Kerusakan lingkungan pedesaan
Usaha
untuk menaikkan daya dukung lingkungan dengan menaikkan luas lahan yang
digunakan untuk pertanian merupakan reaksi terhadap kenaikkan kepadatan
penduduk yang sangat umum terjadi.Reasi itu yang disebut sebagai tekanan
penduduk.
Biasanya
perluasan yang dilakukan umumnya terjadi di daerah yang dekat dengan desa
pemukimannya.Umumnya terjadi pada lahan yang sesuai dengan pertanian,yaitu
lahan yang datar atau berlereng landai dan yang subur.
Tekanan
penduduk terhadap lahan diperbesar oleh bertambahnya luas lahan pertanian yang
digunakan untuk keperluan lain,misalnya pemukiman,jalan,serta pabrik.Umumnya lahan
yang dipakai untuk keperluan seperti ini biasanya justru subur.
Pemukiman tersebut menjadi pusat pertumbuhan dengan sarana dan prasarana
yang relative baik dan dekat dengan pasar,seperti di Jakarta,bandung dan
Surabaya.Namun sangat ironi,pasalnya mereka para pemilik sawah atau lahan yang
kehilangan sawahnya dan pekerjaannya tidak banyak yang menikmati pembangunan
tersebut,tapi para pemilik lahan masih agak lumayan karena mereka mendapatkan
ganti rugi,sehingga dapat membeli lahan yang baru.Namun yang merugikan adalah
dari pihak buruh tani,mereka yang kehilangan pekerjaannya tidak mendapat ganti
rugi apapun.
Ketidak
mampuan para buruh tani untuk memanfaatkan pembangunan tersebut juga merupakan
factor penting yang menyebabkan kenaikan tekanan penduduk terhadap lahan dengan menyempitnya lahan pertanian.
Sumber:
Soemarwoto,Otto.1994.Ekologi,Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Bandung:Djambatan
0 komentar:
Posting Komentar