Secara alamiah daya dukung
lingkungan sangat erat hubungannya dengan kepadatan penduduk.Hal ini dibuktikan
dengan mempelajari,misal Afrika,papua niugini,kepulauan atoll dilaut pasifik.
Maka berdasarkan riset
tersebut menunjukkan bahwa bagaimana cara atau pranata untuk mengatur laju
pertumbuhan penduduk,agar kepadatan penduduk tetap ada dibawah daya dukung
lingkungan.Meskipun hal tersebut taka da tujuan khusus untuk mengatur lajur
pertumbuhan penduduk.
Pranata itu ada yang menurut ukuran kita sekarang
kejam,biadab atau tak sesuai lagi,akan tetapi ada pula yang beradab dan
sesuai.Sebagai contoh.
Zaman dahulu ada adat yang
menuntut rakyat/masyarakatnya untuk membunuh anak,ini disebut infantiside.Dalam
tradisi tersebut apabila ada anggota keluarga yang memiliki anak,namun bukan
anak laki-laki maka anak tersebut harus dibunuh/dikubur hidup-hidup,ini secara
tak langsung maupun secara langsung dapat menekan laju pertumbuhan penduduk.
Faktor lain yang mampu menekan
atau menghambat pertumbuhan penduduk yaitu dengan poligami,pasalnya meskipun
seorang ayah melakukan poligami dan diharapkan mendapat anak yang banyak,akan
tetapi dalam kenyataannya rata-rata perwanita dalam keluarga poligami tersebut
itu,jumlah anaknya kurang dari pada keluarga yang tak berpoligami.
Hal ini dapat diketahui bahwa
rata-rata isteri yang beranak itu adalah yang baru,sedangkanisteri lama
meskipun usianya masih muda akan tetapi tak dapat beranak lagi.Demikian halnya
jika di hitung perpasangan laki-laki atau perempuan didalam suatu
populasi,rata-rata jumlah anak akan jauh lebih sedikit dibanding orang yang tak
melakukan poligami.
Efek/factor lain yang
mempengaruhi menurunkan kepadatan penduduk ialah peperangan.Peparangan selalu
terjadi baik pada suatu bangsa yang lalu maupunn bangsa modern sekarang
.Peperangan diera modern seperti 60 tahun yang lalu jauh lebih banyak mnelan
korban jiwa disbanding dengan peperangan dizaman kuno,alasannya senjata yang
digunakan dalam peperangan pada zaman modern lebih canggih dan lebih luas
jangkauannya dibandingkan dengan zaman kuno yang masih primitive.
Masih menjadi perbincangan
apakah yang melatar belakangi peperangan dahulu adalah karena factor kepadatan
penduduk atau memang factor lain.
Contoh di atas merupakan pengaturan pertumbuhan penduduk yang tak dapat
kita terima dan sangat biadab.Contoh pengaturan pertumbuhan yang masih dapat
diterima ialah perantauan,KB,alat kontrasepsi,jamu/obat penunda kehamilan dll.
Kebudayaan merantau banyak
terdapat dimasyarakat.Kebudayaan merantau dapat dibagi menjadi dua sifat,yaitu:
a. Sifatnya menetap (permanen),yaitu seseorang yang merantau pergi
meninggalkan tempat kelahirannya sedangkan ia tak kembali lagi.
b. Sifatnya sirkuler,yaitu seseorang yang merantau meninggalkan tempat
kelahirannya untuk beberapa waktu saja dan kemudian kembali lagi.
Sebagai contoh pada masyarakat cina apabila kepadatan
penduduk telah mencapai batas tertentu maka sebagian besar penduduknya terdesak
dan pada akhirnya merantau dan sebagian besar mereka tak kembali ketempat
kelahirannya (sifatnya menetap).
Contoh lain pada masyarakat Indonesia yaitu masyarakat
minangkabau di sumatera barat,sifat peranatauan mereka sirkuler akan tetapi
memiliki kecenderungan untuk berubah menjadi menetap.
Pemerintah dapat pula mendorong perantauan
untuk mengurangi kepadatan penduduk disuatu daerah supaya daya dukung
lingkungan tetap terjaga melalui salah satu programnya yaitu
transmigrasi.Sebagai contoh masyarakat jawa yang memiliki kepadatan penduduk yang
sangat tinggi,hingga pada akhirnya dengan mereka merantau ketempat yang dimana
penduduknya masih rendah.Tapi lama kelamaan hal ini tak akan mengkin
berlangsung lama,karena setiap tahun akan harus dipindahkan lebih dari 2 juta
orang dari jawa.Padahal dalam Pelita III,jadi selama 5 tahun,sasaran
transmigrasi adalah 500.000 kepala keluarga,atau kira-kira 2,5 juta
jiwa.Jadi,jauh lebih kecil dari pertambahan penduduk di jawa dalam periode dan
waktu yang sama.
Sumber:
Soemarwoto,Otto.1994.Ekologi,Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Bandung:Djambatan
0 komentar:
Posting Komentar