Pendahuluan
Alam dan industrialisasi merupakan dua
hal yang tak dapat dipisahkan,sebab dengan alam-lah industry mulai ada,sehingga
merupakan sebagai motor penggerak atau
roda kehidupan sehingga memberikan kemakmuran dan mobilitas bagi bangsa.
Industri mengekstraksi material dari basis sumber daya alam,dan memasukkan
baik berupa produk maupun limbah lingkungan manusia.Maka dapat
dikatakan bahwa industri memberikan
dampak bagi perubahan dalam pemanfaatan energy dan sumber daya alam ,
Semakin banyak dari hasil alam (yang tak
terbaharui) maka perindustrialisasi tersebut akan semakin berkembang dengan
melakukan “pemaksaan” pada alam sebagai daya tampung dan menyerap hasil olahan yang
berupa limbah.
Dengan demikian resiko bagi alam pun akan
dipertaruhkan ,maka hendaknya dengan mengidentifikasi kemungkinan hal-hal
tersebut,melalui cara-cara penilaian,pengawasan serta pengendalian bahaya baik
yang sudah ada maupun yang baru,maka ancaman akan kerusakan alam dan manusia
dapat dicegah serta industrialisasi tetap berjalan.
Manfaat dengan adanya
industri,perekonomian negara akan terus meningkat serta menyerap banyak tenaga
kerja sebagian besar penduduk.Pendapat yang diperoleh dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat,namun dengan maraknya industri dapat mengganggu kesehatan bagi
lingkungan apabila tak diikuti dengan pengendalian pencemaran.
Pembagian Industri menurut Klasifikasinya
Industri
secara umum dapat dibedakan menurut klasifikasinya sebagai berikut:
1.Industri
dengan klasifikasi berdasarkan bahan baku.
Tiap-tiap
industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan
dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang
digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a.Industri
ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.
Misalnya:industry hasil pertanian,industri
hasil perikanan dan industry hasil kelautan.
(Gbr.Industri hasil perikanan di
aceh)
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
(Gbr.industri tekstil di jabar)
c. Industri fasilitatif atau
disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa
layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan,
dan pariwisata.
2.Industri
dengan klasifikasi berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan
jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan
tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang
sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau
pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota
keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri
tempe/tahu, dan industri makanan ringan.
b. Industri
kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang,
Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya
berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya:
industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga
kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal
yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan
perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi,
industri bordir, dan industri keramik.
d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja
lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang
dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki
keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan
kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri
mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
3. Industri yang di klasifikasikan
berdasarkan produk yang dihasilkan
a. Industri
primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu
pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat
dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri
konveksi, industri makanan dan minuman.
b. Industri
sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan
pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri
pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak
berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara
langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat
mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan,
industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
Dalam
jangka panjang aktifitas industry dapat mempengaruhi alam baik dalam jangka
waktu lama maupun singkat.
Sebabnya adalah factor limbah yang dihasilkan,limbah yang dihasilkan dari
kawasan industry(pabrik) biasanya akan dialirkan disungai,sehingga limbah
beracun tersebut telah mencemari sungai dan dapat menimbulkan penyakit.Serta
lingkungan akan terganggu,air yang sudah terganggu(tercermar) akan berwarna
keruh dan banyak bakteri yang berbahaya,bila dipakai untuk mandi akan menyebabkan
gatal-gatal hingga kanker kulit.
Bahkan sungai yang telah terkontaminasi,airnya akan
terserap masuk kedalam tanah,Padahal sebagian besar masyarakat(khususnya
Indonesia) banyak mengkonsumsi air tanah baik untuk keperluan
mandi,minum,memasak.
Air yang akan digunakan untuk kehidupan
sehari-hari harus memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat
kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari indikator yang dinilai dari segi
fisika , kimia dan biologi.
Indikator Air Bersih
Persyaratan
fisik
a)
jernih atau tidak keruh
b)
tidak berwarna
c)
tidak berbau
d)
tidak mengandung padatan
e)
temperatur normal (29°C)
Persyaratan
kimia
a)
pH netral (6,8-9,0)
b)
tidak mengandung kimia beracun
c)
tidak mengandung garam atau ion-ion logam berbahaya
d)
kesadahan rendah
e)
tidak mengandung bahan organik
Persyaratan
mikrobiologis
a)
Tidak mengandung bakteri pathogen
Indikator Air Kotor Ciri Fisik
a)
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari partikel dan
suspensi
b)
Berwarna suram
c)
Sedikit berbau
Ciri Kimia
a)
Mengandung campuran zat kimia organik dari penguraian tinja, urin, dan sampah
lain dan anorganik yang berasal dari air bersih
b)
Bersifat basa sewaktu masih baru dan lama-kelamaan akan berubah menjadi berbau
asam saat mulai membusuk
Ciri
Bakteriologis
Terdapat
mikroorganisme patogen dan mikroorganisme golongan coli
(Gbr.ciri-ciri air yang
telah tercemar)
Penanggulangan Pencemaran terhadap
limbah
Kini,berbagai macam industry telah mulai
melaksanakan pencemaran dengan memasang perangkat pengendali,pemasangan
perangkat ini berarti menambah investasi bagi industri yang sedang produksi.Hal
ini berbeda dengan industry yang masih dalam tahap perencanaan,sehingga biaya
penanggulangannya telah dimasukkan dalam investasi total keseluruhan.
Teknologi/sistem penanggulangan pencemaran adalah sistem perencanaan dan pengaturan buangan(limbah) dengan bantuan
berbagai fasilitas peralatan.
Beberapa
hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan teknologinya,diantaranya:
a)Karakteristik
limbah dan standar kualitas effluent(limbah
buangan)
b)Sistem
design peralatan,yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah kualitas influent(limbah masuk) agar memenuhi
standar kualitas effluent.
Kualitas
effluent ditetapkan berdasarkan standar kualitas lingkungan,peralatan yang
tersedia.Maka teknologi/sistem sumber pencemaran lebih mudah dideteksi mulai
dari penyediaan bahan baku sampai dengan akhir produk.
Pengolahan
Limbah B3 secara ifisiensi
Pada dasarnya proses pengolahan
dari limbah B3 dapat dilakukan dengan cara fisika dan kimia dengan mengurangi
daya racun limbah B3 dan menghilangkan sifat/karakteristik limbah B3 dari yang
berbahaya menjadi tak berbahaya.
Jenis-jenis proses pengolahan secara fisika dan kimia
antara lain:
1. Proses pengolahan
secara kimia:
a).Reduksi-oksidasi
b)Elektrolisa
c)Netralisasi
d)Presipitas/pengendapan
e)Solididifikasi/stabilisasi
f)Absorpsi
g)Penukaran
ion
h)pirolisa
2. Proses pengolahan
secara fisika:
(a)Pembersihan
gas:
a)Elektrostatik partikel
b)Penyaring partikel
c)Wet scrubbing
d)Adsorpsi dengan karbon aktif
(b)Pemisahan
cairan dan padatan:
a)Sentrifugasi
b)Klasifikasi
c)Filtrasi
d)Flokulasi
e)Flotasi
f)Sedimentasi
(c)Penyisihan
komponen-komponen yang spesifik:
a)adsorpsi
b)kristalisasi
c)Dialisa
d)Electrodialisa
e)Evaporasi
Dalam
sistem pengolahan seperti yang diatas dengan menetapkan jenis peralatan yang
dapat diterapkan dalam pengolahan limbah berdasarkan parameter fisika,kimia dan
biologi yang terkandung dalam limbah tersebut.Harap diperhatikan suatu sistem
pengolahan dapat salah karna adanya factor lain yang belum diperhitungkan,oleh
karnanya dengan melakukan percobaan di laboratorium akan dapat dilakukan
perhitungan ulang.
Referensi:
Kristanto
Philip.2002.Ekologi Industri .Penerbit
Andi Yogyakarta.
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuB3/04BAB4.pdf
0 komentar:
Posting Komentar