468x60 Ads

Rabu, 24 Oktober 2012

Hubungan Antara Alam dan Industri Dan dampaknya Hubungan Antara Alam dan Industri Dan dampaknya


Pendahuluan
      Alam dan industrialisasi merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan,sebab dengan alam-lah industry mulai ada,sehingga merupakan sebagai motor penggerak atau roda kehidupan sehingga memberikan kemakmuran dan mobilitas bagi bangsa.
      Industri mengekstraksi material dari basis sumber daya alam,dan memasukkan baik berupa produk maupun limbah lingkungan manusia.Maka dapat dikatakan bahwa  industri memberikan dampak bagi perubahan dalam pemanfaatan energy dan sumber daya alam ,
      Semakin banyak dari hasil alam (yang tak terbaharui) maka perindustrialisasi tersebut akan semakin berkembang dengan melakukan “pemaksaan” pada alam sebagai daya tampung dan menyerap hasil olahan yang berupa limbah.
      Dengan demikian resiko bagi alam pun akan dipertaruhkan ,maka hendaknya dengan mengidentifikasi kemungkinan hal-hal tersebut,melalui cara-cara penilaian,pengawasan serta pengendalian bahaya baik yang sudah ada maupun yang baru,maka ancaman akan kerusakan alam dan manusia dapat dicegah serta industrialisasi tetap berjalan.
       Manfaat dengan adanya industri,perekonomian negara akan terus meningkat serta menyerap banyak tenaga kerja sebagian besar penduduk.Pendapat yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat,namun dengan maraknya industri dapat mengganggu kesehatan bagi lingkungan apabila tak diikuti dengan pengendalian pencemaran.
 Pembagian Industri menurut Klasifikasinya
Industri secara umum dapat dibedakan menurut klasifikasinya sebagai berikut:
1.Industri dengan klasifikasi berdasarkan bahan baku.
    Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a.Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.
    Misalnya:industry hasil pertanian,industri hasil perikanan dan industry hasil kelautan.

(Gbr.Industri hasil perikanan di aceh)
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
(Gbr.industri tekstil di jabar)
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
2.Industri dengan klasifikasi berdasarkan tenaga kerja
    Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a.      Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.
b.      Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
c.       Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d.      Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
3. Industri yang di klasifikasikan berdasarkan produk yang dihasilkan
a.      Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b.      Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c.      Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
 Pengaruh industry bagi lingkungan yang berkelanjutan
  
     Dalam jangka panjang aktifitas industry dapat mempengaruhi alam baik dalam jangka waktu lama maupun singkat.
Sebabnya adalah factor limbah  yang dihasilkan,limbah yang dihasilkan dari kawasan industry(pabrik) biasanya akan dialirkan disungai,sehingga limbah beracun tersebut telah mencemari sungai dan dapat menimbulkan penyakit.Serta lingkungan akan terganggu,air yang sudah terganggu(tercermar) akan berwarna keruh dan banyak bakteri yang berbahaya,bila dipakai untuk mandi akan menyebabkan gatal-gatal hingga kanker kulit.
Bahkan sungai yang telah terkontaminasi,airnya akan terserap masuk kedalam tanah,Padahal sebagian besar masyarakat(khususnya Indonesia) banyak mengkonsumsi air tanah baik untuk keperluan mandi,minum,memasak.
        Air yang akan digunakan untuk kehidupan sehari-hari harus memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari indikator yang dinilai dari segi fisika , kimia dan biologi.
      Indikator Air Bersih
Persyaratan fisik
a)      jernih atau tidak keruh
b)      tidak berwarna
c)      tidak berbau
d)     tidak mengandung padatan
e)      temperatur normal (29°C)
Persyaratan kimia
a)      pH netral (6,8-9,0)
b)      tidak mengandung kimia beracun
c)      tidak mengandung garam atau ion-ion logam berbahaya
d)     kesadahan rendah
e)      tidak mengandung bahan organik
Persyaratan mikrobiologis
a)      Tidak mengandung bakteri pathogen


       Indikator Air Kotor Ciri Fisik
a)      Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari partikel dan suspensi
b)      Berwarna suram
c)      Sedikit berbau
Ciri Kimia
a)      Mengandung campuran zat kimia organik dari penguraian tinja, urin, dan sampah lain dan anorganik yang berasal dari air bersih
b)      Bersifat basa sewaktu masih baru dan lama-kelamaan akan berubah menjadi berbau asam saat mulai membusuk
Ciri Bakteriologis
Terdapat mikroorganisme patogen dan mikroorganisme golongan coli
(Gbr.ciri-ciri air yang telah tercemar)
Penanggulangan Pencemaran terhadap limbah
    Kini,berbagai macam industry telah mulai melaksanakan pencemaran dengan memasang perangkat pengendali,pemasangan perangkat ini berarti menambah investasi bagi industri yang sedang produksi.Hal ini berbeda dengan industry yang masih dalam tahap perencanaan,sehingga biaya penanggulangannya telah dimasukkan dalam investasi total keseluruhan.
    Teknologi/sistem penanggulangan  pencemaran adalah sistem perencanaan dan pengaturan buangan(limbah) dengan bantuan berbagai fasilitas peralatan.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan teknologinya,diantaranya:
a)Karakteristik limbah dan standar kualitas effluent(limbah buangan)
b)Sistem design peralatan,yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah kualitas influent(limbah masuk) agar memenuhi standar kualitas effluent.
Kualitas effluent ditetapkan berdasarkan standar kualitas lingkungan,peralatan yang tersedia.Maka teknologi/sistem sumber pencemaran lebih mudah dideteksi mulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan akhir produk.

Pengolahan Limbah B3 secara ifisiensi
       Pada dasarnya proses pengolahan dari limbah B3 dapat dilakukan dengan cara fisika dan kimia dengan mengurangi daya racun limbah B3 dan menghilangkan sifat/karakteristik limbah B3 dari yang berbahaya menjadi tak berbahaya.
Jenis-jenis proses pengolahan secara fisika dan kimia antara lain:
1.      Proses pengolahan secara kimia:
a).Reduksi-oksidasi
b)Elektrolisa
c)Netralisasi
d)Presipitas/pengendapan
e)Solididifikasi/stabilisasi
f)Absorpsi
g)Penukaran ion
h)pirolisa
2.      Proses pengolahan secara fisika:
(a)Pembersihan gas:
   a)Elektrostatik partikel
   b)Penyaring partikel
   c)Wet scrubbing
   d)Adsorpsi dengan karbon aktif
(b)Pemisahan cairan dan padatan:
    a)Sentrifugasi
    b)Klasifikasi
    c)Filtrasi
   d)Flokulasi
    e)Flotasi
    f)Sedimentasi
(c)Penyisihan komponen-komponen yang spesifik:
    a)adsorpsi
 b)kristalisasi
 c)Dialisa
  d)Electrodialisa
  e)Evaporasi
Dalam sistem pengolahan seperti yang diatas dengan menetapkan jenis peralatan yang dapat diterapkan dalam pengolahan limbah berdasarkan parameter fisika,kimia dan biologi yang terkandung dalam limbah tersebut.Harap diperhatikan suatu sistem pengolahan dapat salah karna adanya factor lain yang belum diperhitungkan,oleh karnanya dengan melakukan percobaan di laboratorium akan dapat dilakukan perhitungan ulang.

Referensi:
Kristanto Philip.2002.Ekologi Industri .Penerbit Andi Yogyakarta.
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuB3/04BAB4.pdf












 







0 komentar:

Posting Komentar