468x60 Ads

Jumat, 28 Oktober 2011

SEORANG TUKANG RAMBUTAN PADA ISTRINYA


“Tadi siang ada yang mati
              Dan yang mengantar banyak sekali
Ya,Mahasiswa-mahasiwa itu
                 Anak-anak sekolah.
Yang dulu berteriak-teriak:200,200…
                 Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bias naik bus pasar yang murah pula
                 Mereka kehausan dalam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka
                 Saya lemparkan 10 ikat rambutan kita,bu..
Biar 10 ikat juga
                  Memang sudah risky mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan berebutan
                  Seperti anak-anak kecil
“Hidup tukang rambutan”!”hidup tukang rambutan.
        Dan menyoraki saya.betul,bu menyoraki saya.
Dan ada yang turun dari truk,bu.
                Mengejar  dan menyoraki saya.
Hiduplah”pak rambutan”sorak mereka..
        Saya di panggul dan di arak”sebentar
Hiduplah pak,rambutan”Sorak mereka..
      Terima kasih,pak terima kasih
Bapak setuju dengan kami bukan

       Saya mengangguk-angguk tak bias bicara
Do’akan perjuangan kami pak
                           Mereka naik bus kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
         “hiduplah pak,rambutan!hidup rakyat
Saya tersedu,bu,saya tersedu
                       Belum pernah seumur hidup
Orang berterima kasih seperti itu,jujurnya.
                        Pada orang kecil seperti kita.




                                                                                       Karya:Chairil Anwar”


Referensi:
Suhendra.1992,Bahasa Indonesia(Membaca dan  menulis).Bandung:pionir jaya

0 komentar:

Posting Komentar